Penjelasan Singkat Mengenai Apa itu GMDSS

Pengenalan mengenai GMDSS

Selama abad ke-18, kapal-kapal yang berlayar di perairan internasional dan pesisir bergantung pada kode Morse untuk mengirimkan sinyal bahaya kepada otoritas di darat atau kapal di sekitar tempat kejadian saat keadaan darurat. Karena pengiriman informasi itu menggunakan suara atau cahaya, pesan semacam ini tidak pernah cukup jelas untuk memahami keadaan darurat apa yang ada di kapal. Oleh karena itu, prosedur keselamatan yang disepakati secara internasional diadopsi oleh IMO di bawah SOLAS bab IV yang dikenal sebagai GMDSS - Global Maritime Distress Safety System

GMDSS dan Kegunaannya

Pada tanggal 1 Februari 1999, GMDSS yang diterapkan sepenuhnya mulai diterapkan. Itu adalah standar yang ditetapkan untuk penggunaan protokol komunikasi, prosedur dan peralatan keselamatan yang akan digunakan pada saat situasi genting oleh kapal. Di bawah aturan GMDSS, semua kapal penumpang dan kapal kargo di atas 300 GT yang terlibat dalam pelayaran di perairan internasional harus membawa peralatan sesuai dengan GMDSS.



Ketika sebuah kapal menggunakan GMDSS, pada dasarnya mengirimkan sinyal marabahaya melalui peralatan komunikasi satelit atau radio. Ianya juga digunakan sebagai media untuk mengirim atau menerima informasi keselamatan maritim dan saluran komunikasi umum antar kapal.
Dalam kerangka GMDSS, ada Daerah Laut yang berbeda untuk mengalokasikan peralatan kerja di wilayah bersangkutan. yang mana adalah sebagai berikut:


AREA JARAK PERALATAN
A1 20 s/d 50 M VHF DSC
A2 50 s/d 400 M VHF + MF
A3 70° N s/d 70° S VHF + MF + One INMARSAT
A4 Diatas 70° N/ S HF + MF + VHF


Untuk memahami tabel di atas lebih lanjut, berikut adalah rentang jarak yang berkaitan dengan frekuensi pada band tertentu:
  1. Medium Frequencies: 300 KHz s/d 3 MHz
  2. High Frequencies: 3 MHz s/d 30 MHz
  3. Very High Frequencies: 30 MHz to 300 MHz

Very High Frequencies (VHF)

Untuk keperluan komunikasi maritim, kisaran 156 MHz sampai 174 MHz dialokasikan. Saluran 16, yang ditetapkan pada 156.800 MHz, ditujukan untuk komunikasi Distress, Urgency and Safety. Saluran 70, atur pada 156.525 MHz, jika untuk VHF DSC (Digital Selective Calling) rutin.
Saluran GUARD ditetapkan di atas dan di bawah Saluran 16 untuk menghindari gangguan pada Saluran 16. Kita tidak dapat menggunakan Saluran 16 terkait komunikasi lainnya selain dari Distress, keamanan dan urgensi. Jadi frekuensi saluran Guard adalah 156,775 MHz dan 156,825 MHz.
Antara lain, rangkaian VHF berjalan pada suplai DC 24 Volt dengan jenis transmisi J3E untuk jenis transmisi Radiotelephony dan G2B untuk VHF DSC.

Berbagai elemen GMDSS adalah sebagai berikut:

  1. INMARSAT:  Ini adalah sistem operasi satelit yang mencakup terminal stasiun darat untuk kapal - Inmarsat B, C dan F77. Ianya menyediakan layanan telex, telepon dan transfer data antara kapal ke kapal, kapal ke pantai, dan pantai untuk dikirim bersama dengan layanan telex dan telepon prioritas yang terhubung ke pusat penyelamatan pantai.
  2. NAVTEX: NAVTEX adalah sistem otomatis yang diadopsi secara internasional yang digunakan untuk mendistribusikan informasi keselamatan maritim (MSI), dan mencakup ramalan cuaca dan peringatan cuaca, peringatan navigasi, pemberitahuan pencarian dan penyelamatan dan informasi keselamatan serupa lainnya.
  3. Emergency Position Indicating Radio Beacon (EPIRB): EPIRB adalah alat untuk membantu menentukan posisi korban selamat selama operasi SAR. Ini adalah salah satu alat yang mentransmisikan koordinat untuk penentuan posisi kecelakaan berlangsung. 
  4. Search and Rescue Locating Equipment: Terutamanya adalah alat yang disebut SART Search And Rescue Radar Transponder. Alat ini digunakan sama seperti EPIRB fungsinya, tetapi berbeda dengan EPIRB yang memancarkan langsung ke satelit indikasi posisinya tetapi SART ini memancarkan frequensi yang bisa ditangkap oleh radar seperti prekuensi Suar beacon yang tertangkap RADAR.
  5. Digital Selective Calling (DSC): Ini adalah layanan panggilan antar kapal ke kapal, dikirim ke darat atau sebaliknya untuk informasi keselamatan dan kegeningan yang memerlukan bantuan segera yang ditranmisikan pada frekuensi tinggi atau sedang dan radio maritim VHF.

Dokumen yang harus dibawa diatas kapal berkaitan dengan GMDSS:

  1. Ship’s Radio License
  2. Radio Operators Certificates
  3. Safety Radio Certificate
  4. GMDSS Radio Log Book
  5. ITU List of Cell Signs and Numerical Identities of Stations used by Maritime Mobile and Maritime Mobile Satellite Services
  6. ITU List of Coast Stations
  7. ITU List of Ship Stations
  8. ITU List of Radio determination and Special Service Stations
  9. Antenna Rigging Plan
  10. Valid Shore Based Maintenance Certificate

Pelatihan GMDSS

Penanganan peralatan GMDSS memerlukan pelatihan bersertifikat dan juga perizinan dari departemen Telekomunikasi. Memiliki Sertifikat Operator Umum (ORU / GOC) adalah suatu keharusan agar perwira diizinkan menangani peralatan GMDSS di atas kapal.
Untuk mendapatkan GOC ini, kursus singkat wajib diikuti serta mengikuti ujian yang dilakukan (tertulis dan lisan), dan harus sampai lulus baru bisa mendapatkan sertifikat tersebut. Pelatihan ini biasanya dijalani oleh Kadet yang seharusnya nanti menjadi perwira operator radio berlisensi untuk mengoperasikan semua peralatan bersamaan dengan peraturan yang ditetapkan untuk GMDSS.
Periode pelatihan sekitar 12 hari dan karena kursus itu bersifat wajib, disarankan untuk menghubungi lembaga yang telah disetujui untuk mendaftar terlebih dahulu. Bergantung pada negara mana individu itu berasal, mereka harus memeriksa situs web lembaga masing-masing serta situs Kementerian Komunikasi (atau institusi sejenis yang berlaku di negara mereka) untuk mendapatkan rincian lengkap tentang kelayakan dan kriteria kursus GMDSS.
Selama periode kursus, pendaftar ini diajari tentang berbagai aspek GMDSS mulai dari Radio Log hingga mengirim pesan INMARSAT dan semua aspek yang dibutuhkan saat melakukan komunikasi diatas kapal. Ujian tertulis guna menguji teori sedangkan ujian lisan adalah interview dengan seorang surveyor yang menguji mengenai berbagai aspek GMDSS, yang mencakup keseluruhan silabus (teori dan juga praktis).

Recomendasi Buku-buku GMDSS :

Admiralty List of Radio Signals (ALRS) Volume 5: GMDSS

NP285 atau ALRS Vol. 5 adalah publikasi dengan informasi yang luas dalam teori dan juga penggunaan praktis untuk semua hal yang berkaitan dengan GMDSS. Koreksi untuk ini dapat ditemukan di Bagian 6 Pemberitahuan mingguan untuk Mariners (TNM). Isinya meliputi sebagai berikut :
  1. Distress Communication And False Alert
  2. Operation Procedure For Use Of DSC Equipment
  3. Search And Rescue Transponder
  4. Extract From ITU Radio Regulations
  5. VHF DSC List Of Coast Stations For Sea Area A1
  6. MF DSC List Of Coast Stations For Sea Area A2
  7. HF DSC List Of Coast Stations For Sea Area A3
  8. INMARSAT
  9. Maritime Safety Information (MSI)
  10. SafetyNet
  11. NAVTEX
  12. Distress, Search And Rescue

Portable Marine Radio

Radio portabel ( Portable Marine Radio ) atau survival craft transceiver , merupakan elemen yang sangat penting dari GMDSS, Ianya adalah peralatan yang ada di anjungan jika personil kapal harus menaiki Lifeboat atau evakuasi namun bisa digunakan untuk komunikasi di kapal juga.



Bilamana alat tersebut digunakan untuk emergensi, ia dapat digunakan untuk on scene coordination antara regu penyelamat di survival craft dan tim penyelamat. Syarat IMO untuk alat ini adalah sebagai berikut :
  1. Dapat digunakan oleh orang yang tidak mahir sekalipun
  2. Tranmisi dan penerimaan pada frekuensi 156.8 MHz (Channel 16) and 156.3 MHz (Channel 6)
  3. Tahan walau terjatuh dari jarak 1 meter
  4. Tahan air sampai kedalaman 1 meter selama 5 menit
  5. Power Minimal 0.25 watts
  6. Saklar pengurang daya tersedia
  7. Antena harus omnidirectional dan terpolarisasi secara vertikal
  8. Kapasitas daya baterai selama 8 jam (Nickel Cadmium atau Lithium Battery)
Ruang lingkup GMDSS luas dan ekstensif mengenai hal ini, dengan melalui publikasi dan manual dan semua sarana lain yang tersedia adalah satu-satunya cara untuk menjadi lebih baik dalam menangani peralatan dan mendapatkan pengetahuan lebih lanjut tentang penyiapannya.
Read More

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Penjelasan Umum mengenai Life Raft

Life raft disediakan sebagai peralatan keselamatan hidup di laut pada kapal sebagai tambahan selain sekoci. Life raft jauh lebih mudah diluncurkan dibandingkan dengan sekoci jika terjadi situasi darurat, evakuasi dari kapal dapat dilakukan tanpa meluncurkannya secara manual karena life raft dirancang dengan sistem membuka dan mengembang otomatis. Bab SOLAS III menjelaskan semua rincian untuk jenis dan jumlah life raft yang harus dibawa sesuai ukuran dan jenis kapal.


Life raft

Life raft biasanya terletak di muster station / tempat berkumpul pada keadaan darurat, pada sisi kiri dan sisi kanan kapal dekat dengan sekoci, serta muka dan belakang kapal. Lokasi umumnya tergantung dari ukuran kapal. Life raft disimpan dalam wadah fiberglass, digabungkan dengan gas bertekanan tinggi yang digunakan untuk menggembungkan life raft pada saat darurat. Unit Pelepasan Hidrostatik (HRU) terhubung ke wadah life raft dan kapal, yang akan melepaskan liferaft bahkan setelah kapal tenggelam dalam air. ( lihat postingan saya sebelumnya mengenai HRU dapat dilihat Klik Disini )

Spesifikasi liferaft dituliskan atau diperlihatkan pada wadah kontainernya yang meliputi kapasitas liferaft, tanggal pembuatan, tanggal servis, nama perusahaan, dll. Ditampilkan juga prosedur peluncuran dengan tampilan fotogenik untuk memudahkan pemahaman. Alat dasar untuk bertahan hidup sudah tersimpan di liferaft yang meliputi jatah makanan, alat pyrotechnic, pisau kecil, alat emancing dll.

Beberapa kapal memiliki sistem peluncuran dengan dewi-dewi atau crane yang memungkinkan awak kapal untuk mengembangkan liferadt dan naik dari atas dek, dan menghindari risiko awak kapal basah untuk masuk ke air laut dulu baru menaikinya.


Persyaratan umum untuk Life Raft

  • Mampu menahan eksposur selama 30 hari mengapung di semua kondisi laut
  • Saat terjatuh ke dalam air dari ketinggian 18 meter, liferaft dan semua peralatan di dalamnya akan beroperasi dengan memuaskan
  • Life raft yang sedang terapung harus mampu menahan loncatan berulang di atasnya dari ketinggian minimal 4,5 meter di atas lantainya baik dengan dan tanpa kanopi yang dipasang.
  • Bisa ditarik pada 3 knot dengan peralatan penuh didalamnya, dinaiki orang dan satu jangkar liferaft.
  • Kanopi digunakan untuk memberikan isolasi dan perlindungan terhadap panas dan dingin oleh dua lapisan material yang dipisahkan oleh celah udara
  • Interior tidak menggunakan warna yang tidak sedap dipandang.
  • Harus memiliki udara yang cukup bagi penghuni setiap saat, bahkan saat pintu masuk ditutup
  • Ianya harus dilengkapi dengan setidaknya satu tempat yang bisa memantau keadaan sekitar walau ditutup.
  • Ianya harus dilengkapi dengan sarana untuk mengumpulkan air hujan
  • Ianya harus dilengkapi sarana untuk memasang survival craft radar transponder (SART) pada ketinggian minimal 1 meter di atas permukaan laut.
  • Ianya harus memiliki ruang yang cukup untuk penghuni agar bisa duduk di bawah semua bagian kanopi
  • Daya dukung minimum setidaknya 6 orang
  • Berat maksimum wadahnya dan juga peralatannya tidak boleh melebihi 185 kilo
  • Liferaft harus dilengkapi dengan tali tambang yang efisien panjangnya minimum 10 meter.
  • Lampu yang dikontrol secara manual harus dipasang di bagian atas kanopi dan lampu berwarna putih serta harus beroperasi paling sedikit 12 jam dengan intensitas bercahaya tidak kurang dari 4,3 candela.
  • Jika lampu kilat dipasang, lampu akan berkedip pada kecepatan tidak kurang dari 50 kedip dan tidak lebih dari 70 kedip per menit selama 12 jam iya menyala.
  • Lampu yang dikontrol secara manual harus dipasang di dalam life raft yang mampu beroperasi terus menerus selama minimal 12 jam
  • Bila liferaft dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan lengkap, maka harus mampu menahan dampak lateral terhadap sisi kapal pada kecepatan benturan tidak kurang dari 3,5 m / s dan juga turun ke air dari ketinggian yang tidak sedikit. dari 3 meter tanpa kerusakan
  • Inflasi angin pada liferaft menggunakan CO2 dengan jumlah kecil N2 yang bertindak sebagai elemen anti pembekuan. Selain itu, CO2 tidak mudah terbakar dan juga memiliki berat lebih dari udara sehingga menambah daya apung pada rakit. Titik beku CO2 adalah -78 derajat sehingga bisa mengembang life raft pada suhu yang sangat rendah
  • Lokasi di kapal:
           - Pada stasiun Muka
           - Di stasiun embarkasi pada kedua sisi kiri dan sisi kanan
  • Kekuatan tali tambang / painter sebelum ia putus harus:
           - 15kN untuk 25 orang dan lebih
           - 10 kN untuk 9 sampai 24 orang
           - 7,5 kN sisa (6-9)

Keselamatan pada Life Raft

  • Katup pelepas tekanan
  • Stabilizing Pocket
  • Kanopi yang terisolasi dengan dua lapisan untuk perlindungan terhadap panas dan dingin

Peralatan Life Raft

  • Rescue quoits dengan tali minimal 30 meter
  • Pisau yang bukan pisau lipat dengan peganganyang mengapung. Jika liferaft menampung lebih dari 13 orang, maka  sediakan 2 pisau.
  • Untuk 12 orang atau kurang, 1 bailer. Untuk lebih dari 13 orang, 2 bailer harus ada
  • 2 spon
  • 2 dayung apung
  • 3 pembuka kaleng
  • 2 jangkar laut
  • 1 pasang gunting
  • 1 pertolongan pertama dalam wadah tahan air
  • 1 pluit
  • 1 obor tahan air untuk mengkomunikasikan kode morse dengan 1 set baterai dan bohlam
  • 1 cermin sinyal / heliograf
  • 1 reflektor radar
  • 1 kartu sinyal meminta pertolongan tahan air
  • 1 kail pancing dan tali pancing
  • Rasio makanan berjumlah tidak kurang dari 10.000 kJ untuk setiap orang
  • Rasio air - 1,5 liter air tawar untuk setiap orang
  • Satu wadah minum tahan karat
  • Obat anti mabuk laut cukup untuk setidaknya 48 jam dan satu tas muntah untuk setiap orang
  • Petunjuk cara bertahan (Survival booklet)
  • Instruksi tentang tindakan segera
  • Termal Protective Aid cukup untuk 10% dari jumlah orang atau dua buah, mana saja yang lebih besar
  • Tandanta seharusnya adalah SOLAS 'A' Pack
  • 6 Hand Flares
  • 4 Rocket Parachute Flares
  • 2 Buoyant Smoke Signals

Tanda pada wadah penyimpanan / cangkang Life Raft

  • Nama pembuat dan merek dagang
  • Nomor seri
  • Nama otoritas
  • Jumlah orang yang dibawa
  • SOLAS emergency pack yang tertutup
  • Tanggal service terakhir
  • Panjang tali painter
  • Tinggi maksimum penyimpanan
  • Instruksi launching / peluncuran


Tanda pada Inflatable Life Raft

  • Nama pembuat dan merek dagang
  • Nomor seri
  • Tanggal produksi
  • Nama otoritas yang menyetujui
  • Nama dan tempat service terakhir
  • Jumlah orang yang dibolehkan naik


Peluncuran life raft saat kapal tenggelam dan aktivasi HRU (Auto)

  • Saat kapal tenggelam hingga 4 meter, tekanan air akan mengaktifkan pisau tajam di HRU
  • Pisau ini akan memotong tali pengaman di sekitar wadah / tabung liferaft dan akan mengapung bebas
  • Saat kapal tenggelam lebih jauh, tali painter akan meregang dan akan mengembangkan life raft dengan tarikannya
  • Karena kenaikan tekanan air dan daya apung, sambungan tali yang lemah akan putus sekitar 2,2 kN +/- 0,4 dan liferaft nya akan berada di permukaan.


Meluncurkan life raft secara manual

  • Pastikan tali painter terikat ke sisi kapal pada titik yang kuat
  • Lepaskan pagar dan periksa ke luar untuk menghilangkan penghalang
  • Lepaskan kait dari cradle
  • Dua orang mengangkat life raft dan membuangnya ke laut
  • Setelah dilempar, tarik tali painter dengan kencang sampai liferaft mengembang
  • Dengan tetap menarik painter, tarik ke arah sisi kapal
  • Turunkan tangga embarkasi atau langsung terjun ke life raft tergantung situasi dan waktu yang tersedia
  • Duduklah berhadapan secara tatap muka untuk mencegah ketidakseimbangan liferaft
  • Pastikan SART dan EPIRB telah diaktifkan
  • Hituberapa orang personil yang naik
  • Potong painter dengan menggunakan pisau yang disediakan dan gunakan dayung atau jangkar laut, menjauh dari kapal

Jika liferaft mengembang dan terbalik, ia memiliki tali pengikat yang mampu menstabilkannya. Naik ke silinder CO2 dan tarik ke arah yang sama seperti arah angin untuk melakukannya.

Meluncurkan life raft dengan davit

  • Lepaskan pagar
  • Lepaskan lashing dari wadah
  • Turunkan davit dan kunci dengan pengait untuk diangkat
  • Tarik painter keluar sekitar 5-6 meter
  • Amankan tali painter
  • Tarik painter panjang penuh
  • Sekarang angkat tabung liferaft sampai ketinggian tertentu
  • Tarik painter dengan kemcang dan biarkan mengembang
  • Setelah mengembang, kencangkan liferaft
  • Satu orang harus masuk dan melakukan pengecekan
  • Kumpulkan SART dan EPIRB
  • Masuklah ke dalam dan duduklah merata
  • Lepaskan tali bowsing
  • Periksa apakah area peluncuran sudah aman
  • Turunkan liferaft dengan menggunakan pelepasan brake
  • Mengoperasikan pelepasan kait/ hook 1m di atas air atau membiarkan liferaft menaiki puncak gelombang untuk meletakkan beratnya di atas air dan secara otomatis akan lepas kaitan tersebut
  • Potong painter



Read More

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tingkat Keamanan / Marine Security Berdasarkan ISPS Code

Tingkat keamanan berdasarkan kode ISPS menggambarkan skenario saat ini terkait dengan ancaman keamanan terhadap negara dan wilayah pesisir termasuk kapal yang mengunjungi negara tersebut. Tingkat keamanan ditetapkan oleh kerja sama otoritas kapal dan pelabuhan. Pemerintah lokal menetapkan tingkat keamanan dan memastikan menginformasikan ke otoritas pelabuhan dan kapal sebelum memasuki pelabuhan, atau saat berlabuh di pelabuhan.

Semua personil di kapal dan staf di dermaga diberi tugas keamanan, yang mana berbeda untuk masing-masing berdasarkan tingkat keamanan / Security Level. Begitu tingkat keamanan ditetapkan sesuai dengan kode ISPS, maka akan diperlihatkan secara jelas di atas kapal  di akses masuk kapal.

Perlu dicatat bahwa tingkat keamanan kapal / MARSEC level harus selalu sama atau lebih tinggi dari MARSEC level pelabuhan/ dermaga.


Untuk tingkat keamanan manapun, berikut ini adalah poin umum yang perlu diingat:

  • Memeriksa identitas semua orang yang menumpang / ingin naik kapal
  • Area aman yang ditunjuk didirikan di penghubung dengan PFSO
  • Pisahkan orang yang diperiksa dari mereka yang tidak dicek untuk kemudahan pengoperasian
  • Memisahkan embarkasi dan pelepasan
  • Identifikasi jalur akses yang harus diamankan terhadap akses yang tidak sah
  • Mengamankan area yang memberikan akses terhadap personil
  • Memberikan briefing keamanan kepada semua personil kapal mengenai kemungkinan ancaman dan tingkat yang terkait dengan pelabuhan
  • Kepatuhan dengan SSP setiap saat


MARSEC Level 1

Tingkat normal bahwa fasilitas kapal atau pelabuhan beroperasi setiap hari. Tingkat 1 memastikan bahwa petugas keamanan menjaga keamanan minimum yang sesuai 24/7.

Dalam hal ini, semua yang bertanggung jawab untuk dewan direksi harus dicari. Frekuensi yang sama harus ditentukan dalam SSP. Pencarian semacam itu harus dilakukan dalam koordinasi dengan fasilitas pelabuhan. Penting untuk diingat bahwa individu yang dicek barang bawaan atau tubuhnya seharusnya tidak melanggar hak asasi dan martabat mereka.

  • Langkah keamanan minimum selalu diterapkan di kapal dan di pelabuhan
  • Operasi kapal dan pelabuhan dilakukan sesuai rencana keamanan kapal dan pelabuhan
  • Fasilitas pelabuhan memastikan area 'tidak boleh diakses' berada di bawah pengawasan setiap saat
  • Otoritas kapal dan pelabuhan saling mengawasi pengoperasian bongkar muat kargo dan store, memastikan kontrol akses dan kriteria keamanan minimum lainnya.
  • Akses minimum di kapal dipertahankan setiap saat.



MARSEC Level 2

Level yang lebih tinggi dimana tingkat resiko pada keamanan lebih besar dan terindikasi didaerah tersebut. Tindakan tambahan yang tepat akan dilakukan pada level ini.

Pada tingkat ini, SSP harus menetapkan langkah-langkah yang harus diterapkan sebagai antisipasi terhadap risiko yang meningkat. Kewaspadaan yang lebih tinggi dan kontrol yang lebih ketat berkaitan dengan keamanan kapal yang sudah ditetapkan di sini.
  • Menugaskan personil tambahan untuk berpatroli di area akses
  • Menangkal akses ke dari laut ke kapal
  • Membuat restricted area di sisi kapal berlabuh
  • Meningkatkan frekuensi pengecekan dan detil identitas orang yang naik atau turun dari kapal
  • Mengawal semua pengunjung onboard sampai ketempat yang diperlukan.
  • Pengarahan keamanan tambahan kepada personil kapal mengenai tingkat keamanan ini
  • Melakukan pencarian penuh atau sebagian pada kapal


MARSEC Level 3

Akan mencakup langkah-langkah keamanan tambahan untuk sebuah insiden yang akan datang atau sudah terjadi yang telah dialami kapal atau informasi dari kapal lain atau dari port state mengenai daerah rawan keamanan berisiko tinggi. Tindakan keamanan harus diperhatikan meskipun mungkin tidak ada target spesifik yang diidentifikasi.

Sekali lagi, SSP harus dipatuhi dan dengan penghubung yang kuat dengan fasilitas pelabuhan. Langkah-langkah berikut harus dilakukan dengan tingkat kewaspadaan dan detail tertinggi:
  • Membatasi akses ke satu jalur serta dikontrol penuh.
  • Memberikan akses secara ketat kepada petugas yang berwenang atau mereka yang menanggapi insiden keamanan
  • Penangguhan embarkasi dan disembarkasi
  • Penangguhan operasi kargo dan store dll
  • Jika dibutuhkan, evakuasi kapal
  • Tutup pemantauan pergerakan orang-orang di atas kapal
  • Mempersiapkan pencarian kapal secara penuh atau sebagian

Daerah Terbatas


SSP harus mengidentifikasi daerah-daerah yang dibatasi di atas kapal. Tujuan dari area tersebut adalah untuk membatasi akses, melindungi personil kapal, melindungi muatan dari pencurian atau perusakan dll. Area yang dibatasi meliputi anjungan, ruang mesin, ruang dengan peralatan keamanan, ruang ventilasi, ruang yang berisi muatan IMDG, akomodasi, area lain yang ditentukan sesuai SSP.

Sehubungan dengan area terlarang, tindakan yang akan diterapkan pada mereka adalah sebagai berikut:

MARSEC Level 1
  • Mengunci / mengamankan jalur akses
  • Menggunakan peralatan surveilans untuk memantau area
  • Patroli menyeluruh
  • Menggunakan sistem alarm untuk memberi tahu personil kapal jika ada akses yang tidak diinginkan ke area tersebut

MARSEC Level 2
  • Membentuk restricted area di sekitar titik akses
  • Terus memantau peralatan surveilans
  • Petugas tambahan untuk berpatroli di daerah tersebut

MARSEC Level 3
  • Perketat penjagaan pada satu-satunya akses masuk.
  • Menambahkan pencarian pada area yang berpotensi sebagai akses masuk bagi penyeludup pada patroli keliling secara reguler


Penanganan Kargo

Tindakan pengamanan dilakukan terhadap operasi kargo untuk mencegah gangguan dan juga untuk mencegah pengangkutan muatan yang belum diotorisasi atau ditetapkan untuk dibawa ke kapal. Langkah-langkah berikut dapat digunakan sebagai referensi:

MARSEC Level 1
  • Pemeriksaan rutin pada kargo, unit transportasi, ruang kargo
  • Cocokkan kargo dengan dokumentasi
  • Memuat kendaraan yang harus dicari dalam hubungan dengan PFSO
  • Memeriksa segel untuk mencegah gangguan

MARSEC Level 2
  • Detil pengecekan kargo, unit transportasi, ruang kargo
  • Cek intensif untuk memastikan hanya barang yang dipesan saja sudah dimuat
  • Cek berat pada kendaraan pemuatan
  • Frekuensi pengecekan segel ditingkatkan

MARSEC Level 3
  • Penangguhan pemuatan atau pengosongan
  • Verifikasi persediaan bahan baku DG dan zat berbahaya


Pengiriman Store Kapal

Store harus diperiksa untuk pengemasan integritas termasuk pemeriksaan acak pada sampel. Tidak diperbolehkan menerima store tanpa pemeriksaan; periksa apakah rusak jika diterima Kecuali yang telah dipesan, store tidak boleh diterima yang lainnya. Periksa ulang dengan bukti dokumenter tentang apa yang telah dipesan dan apa yang tidak. Langkah-langkah berikut dapat digunakan sebagai referensi:

MARSEC Level 1
  • Cocokkan perintah dengan dokumen sebelum memuat
  • Simpan store dengan aman

MARSEC Level 2
  • Pemeriksaan menyeluruh sebelum memuatkan store dan mengintensifkan pemeriksaan yang sama


MARSEC Level 3
  • Pengiriman store harus diambil hanya jika terjadi keadaan darurat


Penanganan bagasi atau barang mencurigakan

Bagasi harus dicek sebelum naik kapal; gunakan metode lanjutan seperti sinar X jika diperlukan.

MARSEC Level 1
  • Bagasi dicek dan diperiksa yang mungkin termasuk pemeriksaan sinar X


MARSEC Level 2
  • Skrining lengkap termasuk sinar X dari semua bagasi


MARSEC Level 3
  • Penangguhan penanganan bagasi
  • Penolakan untuk menerima bagasi yang tidak diketahui atau mencurigakan


Pemantauan keamanan kapal

Aspek pemantauan harus mencakup pencahayaan,  awak jaga keamanan untuk patroli, perangkat deteksi intrusi. Perangkat intrusi ini harus bisa menyalakan alarm.

Dek kapal dan titik akses harus diterangi dalam kegelapan dan juga di sekitar kapal tergantung pada tingkat ancaman keamanan yang diperkirakan. Di pelabuhan yang rentan terhadap penyelundupan, cek menyelam juga harus dilakukan.

Keamanan kapal dan pelabuhan saling melengkapi satu sama lain. Seseorang tidak akan bisa aman tanpa bantuan yang lain. Komunikasi dan kerja sama SSO dan PFSO sangat penting untuk kepatuhan SSP dan pemeliharaan tingkat keamanan.
Read More

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS